MAKALAH GOLONGAN 11 (LOGAM MATA UANG : Cu, Ag, Au)





BAB II
PEMBAHASAN


2.1    Kelimpahan dan Sumber Logam Mata Uang

Kelimpahan ketiga unsur ini dalam kerak bumi adalah, Cu ~ 68 ppm, Ag ~ 0,08 ppm, dan Au ~ 0,004 ppm. Tembaga terdapat terutama sebagai sulfida, oksida atau karbonat, seperti bijih tembaga pirit, kalkopirit (chalcopyrite) yaitu tembaga(I) besi(III) sulfida, CuFeS2, tembaga glance kalkosit (chalcocite), Cu2S, kuprit (cuprite), Cu2O, dan malasit(malachite), Cu2CO3(OH)2. Mineral yang lebih jarang adalah turkuis (turquoise), batu permata biru CuAl6(PO4)4(OH)8.4H2O.Perak terdapat banyak sebagai bijih sulfida, dan yang paling penting adalah perak glance (argentit), Ag2S; tanduk perak (horn silver), AgCl, yang diduga berasal dari reduksi bijih sulfida oleh air garam, banyak ditemui di Chile dan New South Wales.Emas umumnya terdapat sebagai telurida, terasosiasi dengan kwarsa atau pirit.



2.2    Sifat Fisik dan Sifat Kimia Logam Mata Uang

Tabel 1. Sifat-Sifat Fisis Logam Mata Uang

Tembaga (Cu)
Perak (Ag)
Emas (Au)
Nomor atom
29
47
79
Massa atom (sma)
63,546
107,868
196,9665
Titik lebur (K)
1356,6
1235,08
1337,58
Titik didih (K)
2840
2436
3130
Massa jenis (gram/cm3)
8,96
10,50
19,3
Warna
Kemerah-merahan
Putih
Kuning berkilauan
Konfigurasi electron
[Ar] 3d104s1
[Kr] 4d105s1
[Xe] 4f145d106s1
Energi ionisasi pertama (kJ/mol)
745
731
890
Elektronegativitas
1,90
1,93
2,54
Jari-jari atom (Å)
1,28
1,44
1,46
Potensial elekrode, V
M+ (aq) + e- → M (p)
M2+ (aq) + 2e- → M (p)
M3+ (aq) + 2e- → M (p)

+0,522
+0,337
-

+0,800
+1,39
-
,
+1,68
-
+1,42
Bilangan oksidasi
+1, +2
+1, +2
+1, +3
Bentuk Kristal
kubus terjejal.
kubus terjejal.
kubus terjejal.
Wujud gambar



Sifat fisis Logam Mata Uang
1.         Kilau Logam
Kilau yang dimiliki logam mata uang dapat dijelaskan menggunakan konfigurasi elektron yang dimiliki. Apabila tembaga, emas dan perak dikenai cahaya tampak, jika energi cahaya tampak mencukupi maka elektron-elektron yang ada pada orbital bagian bawah dapat berpindah (tereksitasi) ke orbital diatasnya.
Elektron-elektron yang tereksitasi dapat kembali ke keadaan awal dengan melepaskan sejumlah energi. Energi yang dilepaskan inilah yang menyebabkan suatu logam maupun materi lain tampak berwarna. Proses terjadinya perpindahan elektron dan kembali lagi ke keadaan awal berlangsung sangat cepat sehingga warna yang dihasilkan konstan (tetap) seolah-olah tidak terjadi atau adanya perpindahan elektron dalam materi tersebut.
Elektron-elektron yang telah tereksitasi dapat kembali lagi ke keaadaan awal kemudian tereksitasi kembali, keadaan ini akan terus berlangsung dan berulang tergantung pada energi yang diberikan. Keadaan seperti ini akan terus berlangsung selama cahaya tampak mengenai permukaan materi atau zat tersebut. Jika energi tersebut cukup untuk membuat 1 elektron tereksitasi maka 1 elektron akan tereksitasi, jika energi lebih besar lagi maka 2 elektron akan tereksitasi.
Makin tinggi atau makin besar energi yang diperlukan untuk membuat elektron tereksitasi maka makin tinggi pula energi yang dipancarkan saat kembali kekeadaan awal. Energi yang tinggi ini tidak mampu ditangkap atau tidak dapat dilihat oleh mata manusia. Cahaya yang dapat dilihat dengan mata adalah cahaya tampak, yakni cahaya dengan panjang gelombang 400–750 nm. Sesuai tetapan planck yang menyatakan energi yang dimiliki cahaya berbanding terbalik dengan panjang gelombang artinya makin besar panjang gelombang makin kecil energi yang dimiliki begitupun sebaliknya makin pendek atau makin kecil panjang gelombang makin besar energi yang dimiliki.
Sedangkan elektron yang telah tereksitasi dapat kembali ke keadaan awal karena energi yang berasal dari cahaya tampak hanya mampu memindahkan (hanya mampu membuat elektron tersebut tereksitasi) namun tidak mampu mempertahankan elektron tersebut pada keadaan tersebut.
2.         Logam mata uang memiliki daya hantar listrik dan panas yang baik, hal ini diakibatkan dari cepat tersedianya elektron dan orbital untuk membentuk ikatan logam.

3.         Titik lebur dan titik didih tinggi. Hal ini disebabkan:
a.              Massa jenisnya tinggi, menunjukkan tingkat kepadatan antara atom-atom logam sangat tinggi;
b.             Jari-jari atom unsur relatif pendek, memungkinkan ikatan antara atom logam sangat kuat yang dikenal dengan ikatan logam. Ikatan kovalen antar logam semakin kuat bersamaan dengan semakin banyaknya elektron tak berpasangan yang digunakan untuk membentuk ikatan.

4.         Mempunyai bentuk kristal kubus terjejal.
Unsur-unsur logam mata uang  mempunyai bentuk kristal, yaitu kubus terjejal. Dalam kristal kubus terjejal ( ccp=cubic closest packed) satu atom bersentuhan dengan empat atom pada lapisan atas dan empat atom pada lapisan bawah. Akibatnya, bilangan koordinasi menjadi dua belas, yaitu empat pada lapisannya, ditambah empat dari lapisan atas dan empat lapisan dibawahnya. Bilangan koordinasi kristal adalah bilangan yang menunjukkan jumlah atom yang bersinggungan dengan sebuah atom tertentu.



                               Gambar 2.1 Kubus terjejal
                         


Sifat kimia
1.         Bersifat Paramagnetik
Hal ini disebabkan unsur-unsur logam mata uang memiliki orbital s yang belum terisi penuh, sehingga atom, unsur bebas maupun senyawanya dapat memiliki elektron tidak berpasangan.

2.         Aktifitas Katalitik
Hal ini diakibatkan dari adanya orbital d pada logam mata uang. Kemampuan logam mata uang menyerap senyawa berbentuk gas menyebabkan logam mata uang menjadi katalis heterogen yang baik.

3.         Tahan terhadap Korosi
Hal ini disebabkan karena ketika logam mata uang bereaksi dengan udara akan terbentuk lapisan oksida sehingga bagian dalamnya terlindungi.

4.         Dapat membentuk ion atau senyawa kompleks
Hal ini disebabkan karena kemampuan unsur-unsur logam mata uang menggunakan elecktron d pada ikatan kimia.
Contoh [Ag(NH3)2]+
                          [Cu(H20)4]2+


2.3    Kereaktifan Logam Mata Uang

Unsur golongan IB (yaitu tembaga, perak, dan emas) disebut logam koin karena dipakai sejak lama sebagai uang dalam bentuk lempengan (koin). Hal ini disebabkan oleh logam ini tidak reaktif, sehingga tidak berubah dalam waktu lama. Ketidakreaktifan bertambah dari atas kebawah (dalam sistem periodik), sehingga emas yang paling tidak reaktif. Oleh sebab itu, emas adalah logam yang hanya dapat ditemukan dalam keadaan bebas di alam, sedangkan tembaga dan perak dapat berupa unsur bebas dan juga dalam senyawa.


2.4    Reaksi pada Logam Mata Uang

 

1. Reaksi logam mata uang dengan udara

4Au(s) + O2(g)                                2Au2O(s)
4Ag(s) + O2(g)                                2Ag2O(s)
4Cu(s) + O2(g)                              2Cu2O(s)

 

2. Reaksi logam mata uang dengan halogen

a.         Logam emas bereaksi dengan klorin, Cl2, atau bromin, Br2, untuk membentuk emas trihalida (III) klorida, AuCl3, atau emas (III) bromida, AuBr3, masing-masing.. Di sisi lain, logam emas bereaksi dengan yodium, I2, untuk membentuk emas monohalide (I) klorida, AuI.
2Au (s) + 3Cl2(g) → 2AuCl3(s)
2Au (s) + 3Br2(g) → 2AuBr3(s)
2Au (s) + I2(g) → 2AuI (s)
b.         Perak difluorida mempunyai suhu yang stabil, perak (II) difluorida AgF2, dibentuk dalam reaksi logam perak dan fluorin F2.
 Ag(s)  + F2(g)                   AgF2(s) [coklat] 
Ag(s)  +  Cl2(g)                    AgCl
Ag(s)  +  I2(g)                    AgI2
c.         Reaksi antara logam tembaga dan halogen fluorin, F2, klorin, Cl2, atau bromin, Br2, membentuk dihalida tembaga (II) fluoride, CuF2, tembaga (II) klorida, CuCl2, atau tembaga (II ) bromida, CuBr2 masing-masing:
Cu (s) + F2(g)    CuF2(s) [putih]
Cu (s) + Cl2(g) → CuCl2(s) [kuning-coklat]
Cu (s) + Br2(g) → CuBr2(s) [hitam]

3. Reaksi logam mata uang dengan asam
a.       Logam emas larut dalam aqua regia (campuran asam klorida, HCl dan asam nitrat pekat, HNO3, dalam rasio 3:1). Namun tidak larut dalam larutan HNO3.
             Au(s) + 6H+(aq) + 3NO3-(aq) → AuCl4-(aq) + 3NO2(g) + 3H2O

b.      Logam Perak larut dalam asam sulfat pekat panas dan asam nitrat encer atau pekat, HNO 3.
             3Ag(s) + 4H+(aq) + NO3-(aq) → 3Ag+(aq) + NO(g) + 2H2O

c.       Logam tembaga larut dalam asam sulfat pekat panas untuk mbentuk larutan ion Cu (II) (aq) dengan gas hidrogen,

 Cu(s) + H2SO4 (aq) → Cu 2 + (aq) + SO42 - (aq) + H2 (g)
Logam Tembaga juga larut dalam asam nitrat encer atau pekat, HNO3.
3Cu(s) + 8H+(aq) + 2NO3-(aq) → 3Cu2+(aq) + 2NO(g) + 4H2O


2.5    Senyawaan

a.         Perak
Perak terdapat sebagian besar sebagai unsur bebas dan perak(I) sulfida, Ag2S. Jumlah perak yang cukup signifikan diperoleh pada ekstraksi timbel dan bijihnya, dan pada permurnian tembaga secara elektrolisis. Salah satu metode ekstraksi logam melibatkan peremukan Ag2S dengan larutan natrium sianida yang teraerasi; dalam proses ini garam perak diekstrak sebagai ion kompleks disianoargentat(I), [Ag(CN)2]- menurut persamaan reaksi:
2 Ag2S (s) + 8 CN-(aq) + O2 (g) + H2O(l) menjadi 4 [Ag(CN)2]- (aq) + 2 S(s) + 4 OH-(aq)

Penambahan logam zink mengakibatkan terjadinya reaksi pendesakan atau penggantian tunggal ion Ag+ oleh logam zink, membentuk ion atau penggantian tunggal ion Ag+ oleh logam zink, membentuk ion kompleks yang sangat stabil [Zn(CN)4]2-:
2 [Ag(CN)2]- (aq) + Zn (s) menjadi [Zn(CN)4]2-(aq) + 2 Ag(s)

Selanjutnya, pemurnian logam perak dapat dilakukan secara elektrolisis dengan elektrolit perak nitrat yang diasamkan, dan perak tak murni dipasangkan sebagai anode dan perak murni dipasang sebagai katode.

Senyawa-senyawa perak
Logam perak mempunyai tingkat oksidasi +1, dan  ion Ag+ merupakan satu-satunya ion perak yang satbil dalam air. Senyawa perak yang paling penting adalah perak nitrat, satu-satunya garam perak yang sangat mudah larut dan tidak berwarna. Untuk industri perak nitrat digunakan sebagai bahan untuk membuat senyawa-senyawa perak yang lain, terutama perak halida yang banyak digunakan dalam fotografi.

Perak nitrat digunakan untuk menguji adanya ion klorida, bromida dan iodida yang menghasilkan endapan putih, krem, dan kuning. Untuk dapat membedakan warna yang terbentuk dalam endapan tersebut dilakukan uji dengan penambahan amonia encer. Perak klorida larut dalam larutan amonia dan menghasilkan ion kompleks [Ag(NH3)2}+, dan perak bromida hanya sedikit larut tetapi dalam amonia pekat juga membentuk ion kompleks diaminargentat(I), sedangkan perak iodida tak larut dalam larutan amonia.

Untuk memahami perbedaan sifat perak halida, ada dua persamaan reaksi. Reaksi kesetimbangan pengendapan dan reaksi keseimbangan pengompleksan:

Ag+ (aq) + X-(aq)  AgX(s)   ............................................ (1)
Ag+(aq) + 2 NH3 (aq) [Ag(NH3)2]+ (aq) ..........................(2)

Sifat sukar larut AgCl, AgBr, dan AgI dapat dijelaskan berdasarkan karakter kovalensinya, tetapi AgF padatan putih yang mudah larut dalam air dipertimbangkan berkarakter ionik baik padatan maupun dalam larutan. Perak klorida, perak bromida, dan perak iodida sangat sensitif terhadap cahaya; sifat ion Ag+ yang mudah tereduksi menjadi logam Ag (E°= + 0,80 V) mengakibatkan padatan menjadiberwarna gelap jika terkena cahaya, dan oleh karena itu senyawa-senyawa perak dan larutannya harus disimpan dalam botol gelap.

Hampir semua senyawa perak sederhana menunjukkan tingkat oksida +1, namun terdapat beberapa perkecualian. Sebagai contoh, logam perak dapat dioksidasi menjadi AgO hitam, yang sesungguhnya merupakan oksida perak (I) dan perak(III), Ag+Ag3+(O2-)2. Senyawa ini bereaksi dengan asam perklorat menghasilkan ion tetraakuaperak(II), [Ag(H2O)4]2+ yang bersifat paramagnetik. Jadi, reaksi ini merupakan kebalikan dari disproporsionasi, dan sifat oksidator kuat asam perklorat menstabilkan perak dengan tingkat oksida +2 menurut persamaan reaksi:
Ag+Ag3+(O2-)29s) + 4 H3O+(aq) + 2H2O(l) 2 [Ag(H2O)4]2+(aq)
Atau
AgO(s) + 2 H3O+ (aq)                     Ag2+ (aq) + 3 H2O(l)

b.         Senyawa-senyawa tembaga
Tembaga(II)
Tembaga membentuk senyawa dengan tingkat oksidasi +1 dan +2, namun hanya tembaga(II) yang stabil dan mendominasi dalam larutannya. Dalam air, hampir semua garam tembaga(II) berwarna biru oleh karena warna ion kompleks koordinasi enam, [Cu(H2O)6]2+. Suatu perkecualian yang terkenal adalah tembaga(II) klorida yang berwarna kehijauan oleh karena ion kompleks koordinasi empat [CuCl4]2-. Jiks warna hijau ingin dipertahankan ion senama Cl- misalnya dengan penambahan padatan NaCl atau HCl pekat atau HCl gas.
[CuCl4]2-(aq) + 6 H2O (l) [Cu(H2O)6]2+ (aq) + 4Cl-(aq)
Hijau                                                 biru

Jika larutan amonia ditambahkan ke dalam larutan ion Cu2+, larutan biru berubah menjadi biru tua arena terjadinya pendesakan ligan air oleh ligan amonia menurut reaksi :
[Cu(H2O)6]2+ (aq) + 5 NH3(aq)                    [Cu(NH3)(4-5)(H2O)(2-1)]2+ + 5H2O (l)
 Hijau                                                                        biru tua

Larutan NaOH ditambahkan larutan CuSO4, makan perak ion sulfat dalam endapan menjadi berkurang bahkan lenyap hingga endapan iru muda didominsasi oleh Cu(OH)2,
2 OH- (aq) + [Cu(H2O)6]2+ (aq)                        Cu(OH)2(s) + 6H2O(l)
                                                           Biru muda

Pemanasan kedua jenis endapan biru tersebut mengakibatkan dekomposisi menjadi hitam, CuO.
Cu(OH)2 (s)        CuO(s) + H2O (l)
Hitam

CuSO4.3Cu(OH)2 (s)  3 CuO(s) + 3 H2O(l) +SO2(g) + 2 O2(g)
                                       Hitam
Tembaga(II) hidroksida tidak larut dalam basa encer, tetapi larut dalam hidroksida pekat membentuk larutan bitu tua ion tetrahidroksokuprat(II), [Cu(OH)4]-. Tembaga(II) hidroksida juga larut dalam larutan amonia membentuk larutan biru tua ion [Cu(NH3)(4-5)(H2O)(2-1)]2+.

Tembaga(II)
Pada dasarnya, tembaga bukanlah logam reaktif, namun logam ini dapat diserang oleh asam-asam pekat. Secara khusus, tembaga bereaksi dengan asam hidroklorida pekat-mendidih dengan menghasilkan larutan tak berwarna dan gas hidrogen. Ion tembaga(I) yang terjadi segera bereaksi dengan ion klorida membentuk ion kompleks tak bewarna diklorokuprat(I), [CuCl2]-.
Cu(s) + H3O+ (aq) Cu+(aq) + H2(g) +2 H2O(l)
Cu+(aq) + 2 Cl-(aq)  [CuCl2]-(aq)

Tahap reaksi ke dua inilah yang diduga berlangsung sangat cepat sehingga memicu terjadinya tahap reaksi pertama.
Jika larutan ini dituangkan ke dalam air suling bebas udara, diperoleh endapan putih tembaga(I) klorida :
[CuCl2]-(aq)               CuCl(s) + Cl- (aq)

Tembaga(I) klorida harus segera dipisahkan, dicuci dan disimpan dalam wadah yang bebas udara, sebab interaksinya dengan udara dan uap air akan mengasilkan tembaga(II).

c.         Senyawa-senyawa Emas
Tingginya nilai potensial reduksi emas mengakibatkan logam ini selalu terdapat di alam dalam keadaan bebas. Emas membentuk berbagai senyawa kompleks, tetapi hanya sedikit senyawa anorganik sederhana yang dikenal. Salah satu senyawa emas yang stabil dengan tingkat oksidasi +1 adalah Au2O. Seperti halnya tembaga, tingkat oksidasi +1 pada emas hanya stabil dalam senyawa padatan, karena semua larutan garam emas(I) mengalami disproporsionasi menjadi logam emas dan ion emas(III0 menurut persamaan reaksi:
3 Au+(aq)             2 Au(s) + Au3+(aq)

Salah satu senyawa emas yang paling umum dikenal adalah emas(III) klorida, AuCl3 yang dapat dibuat dengan mereaksikan kedua unsur secara langsung menurut persamaan reaksi:
2 Au(s) + 3 Cl2(g)           2 AuCl3(s)

Senyawa ini dapat larut dalam asam hidroklorida pekat menghasilkan ion
tetrakloroaurat(III), [AuCl4]-, yaitu suatu ion yang merupakan salah satu komponen dalam suatu campuran spesies emas yang disebut “emas cair”, yang akan mengendapkan suatu film logam emas jika dipanaskan.




2.6    Isolasi/ Ekstraksi Mata Uang Logam

a.       Ekstraksi  Emas
Amalgamasi
Amalgamasi adalah proses penyelaputan partikel emas oleh air raksa dan membentuk amalgam (Au – Hg). Amalgam masih merupakan proses ekstraksi emas yang paling sederhana dan murah, akan tetapi proses efektif untuk bijih emas yang berkadar tinggi dan mempunyai ukuran butir kasar (> 74 mikron) dan dalam membentuk emas murni yangbebas(free       native  gold).
Proses amalgamasi merupakan proses kimia fisika, apabila amalgamnya dipanaskan, maka akan terurai menjadi elemen-elemen yaitu air raksa dan bullion emas. Amalgam dapat terurai dengan pemanasan di dalam sebuah retort, air raksanya akan menguap dan dapat diperoleh kembali dari kondensasi uap air raksa tersebut. Sementara Au-Ag tetap tertinggal di dalam retort sebagai logam.

Sianidasi
Proses Sianidasi terdiri dari dua tahap penting, yaitu proses pelarutan dan proses pemisahan emas dari larutannya. Pelarut yang biasa digunakan dalam proses sianidasi adalah NaCN, KCN, Ca(CN)2, atau campuran ketiganya. Pelarut yang paling sering digunakan adalah NaCN, karena mampu melarutkan emas lebih baik dari pelarut lainnya. Secara umum reaksi pelarutan Au dan Ag adalah sebagai berikut:


4Au + 8CN- + O2 + 2 H2O = 4Au(CN)2- + 4OH-
4Ag + 8CN- + O2 + 2 H2O = 4Ag(CN)2- + 4OH-


Pada tahap kedua yakni pemisahan logam emas dari larutannya dilakukan dengan pengendapan dengan menggunakan serbuk Zn (Zinc precipitation). Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:


2 Zn + 2 NaAu(CN)2 + 4 NaCN +2 H2O = 2 Au + 2 NaOH + 2 Na2Zn(CN)4 + H2
2 Zn + 2 NaAg(CN)2 + 4 NaCN +2 H2O = 2 Ag + 2 NaOH + 2 Na2Zn(CN)4 + H2


Penggunaan serbuk Zn merupakan salah satu cara yang efektif untuk larutan yang mengandung konsentrasi emas kecil. Serbuk Zn yang ditambahkan kedalam larutan akan mengendapkan logam emas dan perak. Prinsip pengendapan ini mendasarkan deret Clenel, yang disusun berdasarkan perbedaan urutan aktivitas elektro kimia dari logam-logam dalam larutan sianida, yaitu Mg, Al, Zn, Cu, Au, Ag, Hg, Pb, Fe, Pt. setiap logam yang berada disebelah kiri dari ikatan kompleks sianidanya dapat mengendapkan logam yang digantikannya. Jadi sebenarnya tidak hanya Zn yang dapat mendesak Au dan Ag, tetapi Cu maupun Al dapat juga dipakai, tetapi karena harganya lebih mahal maka lebih baik menggunakan Zn. Proses pengambilan emas-perak dari larutan kaya dengan menggunakan serbuk Zn ini disebut “Proses Merill Crowe”. 

b.         Ekstraksi Perak
Perak diekstraksi dari argentit-bijih (Ag2S). Proses ekstraksi perak disebut sebagai proses sianida yang menggunakan larutan natrium sianida. Bijih ini dihancurkan, terkonsentrasi dan kemudian direaksikan dengan larutan natrium sianida.Reaksi bentuk Argento natrium sianida.
Larutan natrium sianida Argento direaksikan dengan bijih seng dan menghasilkan cyanozicate natrium tetra dan endapan perak. Ini diendapkan perak disebut perak spons.
Perak spons ini bereaksi dengan nitrat kalium untuk menghasilkan perak murni. Kemudian perak yang diperoleh dimurnikan dengan proses elektrolisis.

c.         Ekstraksi Tembaga
Bijih tembaga yang penting adalah kalkopirit (CuFeS2). Sebenarnya tembaga mudah direduksi. Akan tetapi, adanya besi dalam bijih tembaga membuat proses pengelolahan tembaga terjadi relatif sulit. Pengelolahan tembaga melalui beberapa tahap. Yaitu flotasi, pemanggangan, peleburan, pengubahan, dan elektrolisis.
Pada umumnya, bijih tembaga hanya mengandung 0,5% Cu. Melalaui pengapungan dapat diperoleh bijih pekat yang mengandung 20-40% Cu. Bijih pekat itu kemudian dipanggang untuk mengubah besi sulfida menjadi besi oksida, sedangkan tembaga tetap merupakan sulfida.
4CuFeS2  +  9O2                   2Cu2S +  2Fe2O2  +  6SO2

Bijih yang sudah melalui pemanggangan kemudian dilebur sehingga bahan tersebut mencair dan terpisah menjadi dua lapisan . lapisan bawah disebut “cooper matte” yang mengandung Cu2S dan besi cair, sedangkan lapisan atas merupakan tekhnik  silikat yang  antara lain mengandung FeSiO3. Selanjutnya, “copper matte” dipindahkan kedalam tungku lain dan ditiupkan udara sehingga terjadi reaksi redoks yang menghasilkan tembaga lepuh (blister copper).

2Cu2S  +  3O2           2 Cu2O  +  2SO2
Cu2S  +  Cu2O          2Cu       +  SO2

Tembaga lepuh adalah tembaga  yang mengandung gelembung gas SO2 beku. Tembaga lepuh mengandung 98-99% Cu dengan berbagai jenis pengotor seperti besi,   zink, perak, emas dan platina.

Pemurnian tembaga dilakukan dengan elektrolisis. Tembaga lepuh digunakan sebagai anode sedangkan tembaga murni digunakan sebagai katodenya. Elektrolisis digunakan sebagai larutan CuSO4. Selama elektrolisis, Cu dipindahkan dari anode ke katode. Dengan menggunakan potensial tertentu, bahan pengotor dapat terpisah.

2.7    Kegunaan Mata Uang Logam

a.         Kegunaan Tembaga
1.        Tembaga sdalam bentuk campuran digunakan untuk membuat perunggu dan kuningan.
2.        Digunakan untuk membuat kabel listrik.
3.        Senyawa CuO digunakan sebagai insektisida, bahan baterai, bahan penyepuh dan bahan pewarna hitam untuk keramik, bahan gelas,porselen, dan rayon.
4.        Senyawa CuSO4 digunakan sebagai antilumut dalam kolam renang danmemberikan warna biru pasa air, pengawet kayu, penyepuhan, dan zataditif dalam radiator.
5.        Senyawa CuCl2 digunakan sebagai pewarna keramik dan gelas, pabriktinta dan fotografi, serta pengawet kayu dan katalis.
6.        Dalam persenyawaannya, terusi/ blue vitriol  CuSO4.5H2O, digunakanuntuk membunuh jamur (sebagaifungisida)
7.        Mata uang dan perkakas yang terbuat dari emas dan perak selalumengandung tembaga untuk menambah kekuatan dan kekerasannya.


b.         Kegunaan Perak
1.        Senyawa Ag digunakan pada penyepuhan, pembuatan baterai, kimiaobat- obatan, katalis, dan bibit awan (cloud seeding) (AgI).
2.        Penggunaan yang paling penting (kebanyakan sebagai perak halide)adalahdalam bidang fotografi.
3.        Perak sterling digunakan untuk perhiasan, perabotan perak. Campuranlogam ini biasanya mengandung 92.5% perak, dengan sisanya tembagaatau logam lainnya.
4.        Perak juga merupakan unsur penting dalam fotografi.
5.        Perak juga digunakan sebagai campuran logam pengganti gigi, solder,kotak listrik, dan baterai perak-timah dan perak-cadmium.
6.        Cat perakdigunakan untuk membuat sirkuit cetak.
7.        Perak juga digunakan untukproduksi kaca dan dapatdidepositkan sebagai  lapisan pada gelas ataulogam lainnya

c.         Kegunaan Emas
1.      Pada umumnya emas biasa digunakan sebagai perhiasan dikarenakankilau logamnya yang tampak menarik.
2.      Emas juga banyak digunakan untuk membuat koin dan dijadikan sebagaistandar moneter di banyak negara.
3.      Elemen ini juga banyak digunakan untuk perhiasan dan gigi buatan.
4.      Senyawa-senyawa kompleks sepit dengan ligan difosfina dan diarsinadengan atom pusat perak(I) atau emas(I) memiliki sifat anti kanker, antijamur dan anti bakteri.

0 komentar :

Posting Komentar